Mengenang Penjahit Merah Putih di Rumah Fatmawati



Ibu Fatmawati, Ibu Negara pertama dari presiden Indonesia yaitu Presiden Soekarno, merupakan sosok anggun yang  juga berjasa bagi Negara Indonesia. Terlahir dengan nama asli Fatimah, Ibu Fatmawati merupakan anak tunggal dari H. Hassan Din dan Siti Chadijah pada Senin 5 Februari 1923 di Kota Bengkulu. Kota kelahiran inilah telah membentuk Ibu Fatmawati menjadi puteri yang sederhana dan tidak manja.

Ibu Fatmawati sang penjahit Saka Merah Putih telah berhasil menyatukan dua persegi panjang Bendera Merah Putih yang berwarna merah dibagian atas dan putih dibagian bawah dengan ukuran yang sama. Warna bendera tersebut memiliki makna tersendiri, yaitu merah berarti berani dan putih berarti suci.
Untuk mengenang Ibu Fatmawati, mari kita berkunjung ke Rumah Fatmawati yang terletak di jalan Fatmawati Kelurahan Penurunan Kota Bengkulu. Rumah Panggung khas Bengkulu ini dibangun di atas fondasi beton dengan ornamen ukiran yang terbuat dari kayu. Berkunjung ke sini tidak dipungut biaya tertentu, namun kita diminta untuk membayar seikhlasnya.

Pertama kali menaiki anak tangga menuju beranda, mata kita bisa langsung melihat ke dalam rumah. Di sebelah kanan terdapat kursi kayu yang mengelilingi meja bundar yang terbuat dari kayu berlapis batu pualam. Di sana juga terdapat foto Ibu Fatmawati dengan ukuran besar mengenakan selendang putih. Di sebelahnya juga terdapat patung dengan pakaian melayu yang disimpan dalam kotak kaca yang besar.

Di sebelah kiri terdapat foto Bung Karno dengan Peci Hitam sebagai khasnya dibingkai dengan figura berukir dengan ukkuran besar. Di sebelahnya juga terdapat patung yang mengenakan baju kurung kurung khas melayu yang disimpan dalam kotak kaca besar.


Setiap dinding di rumah ini begitu banyak foto yang dipajang. Bukan hanya foto Ibu Fatmawati, atau Bung Karno, tetapi foto anak-anak dan juga kegiatannya bersama suami. Di rumah Fatmawati ini juga terdapat beberapa ruangan yang menyimpan kenangan terhadap Merpati dari Bengkulu ini.

Di kamar sebelah kanan dari pintu masuk terdapat mesin jahit sebagai saksi bisu dibuatnya bendera Indonesia yang dikibarkan pertama kali di kediaman Soekarno di Jakarta pada hari Jumat dibulan Ramadan pada pukul 10.00 WIB. Masih lengkap dengan meja dan kursinya. Namun, sayang mesin jahit ini sudah dimakan usia, sehingga tidak bisa digunakan lagi. Di kamar ini juga terdapat foto-foto yang memenuhi dinding kamar.
Di ruangan yang berbeda terdapat tempat tidur kuno,terlihat masih dipajang beserta kelambu yang menjadikan nuansa tempo dulu begitu kental.
Informasi disajikan seadanya di setiap moment yang ada di Rumah Fatmawati ini. Jadi, kalau mau ke sini tidak ada salahnya mencari tahu terlebih dahulu sebagai bahan untuk bertanya ke pada penjaga rumah ini.
Sekarang Rumah Fatmawati ini menjadi salah satu wisata sejarah yang bisa kamu kunjungi di Kota Bengkulu. 
Tulisan ini untuk menjawab tantangan #BloggerBengkulu dalam #NulisSerempak tentang #WisataSejarahBengkulu.


Comments

Popular posts from this blog

3 Tanda Nasi Matang Tanpa Harus Dicicipi

Gedung Balai Buntar di Sore hari

Pasar Pagi di Pasar Panorama